Tuesday, May 15, 2012

Dialog Imajiner

Dalam suatu masa...benakku terdesak oleh potongan dialog ini :

****
Perempuan : aku dan kamu sama-sama sadar, ini tak akan membawa kita ke mana-mana (diiringi torehan luka menggores hatinya)
Lelaki : iya, aku tahu.

Perempuan : hubungan ini rapuh
Lelaki : apa maksudmu?
Perempuan : kita berdiri terlalu dekat. Kita tak berjarak satu sama lain. Dan arah langkah kita tak sama. Maka, besar kemungkinan, kita akan saling bergesekan. Dan pada saat semua itu terjadi, kita bisa saling menyakiti (diam-diam menjerit, mengharapkan fakta yang nyaris tak terhindarkan itu tak benar-benar terjadi)
Lelaki : (menghela napas) Jangan sampai itu terjadi
Perempuan : (terdiam, entah dalam khayal atau memang sungguh terjadi, ia melihat lelakinya memejamkan mata sedetik, seakan meredam sakit hatinya)

Dan...fakta itu benar terjadi. Tak terelakkan. Tak ada satupun dari mereka yang bisa mengerti, bagaimana mengurai kekusutan ini.
Dan sepasang hati, yang pernah sama-sama kuat berharap atas hal yang sebaliknya, kini terbentang dalam jarak yang bahkan tak terjangkau meski oleh ribuan tangan. Hati yang dulu melekat dalam batas tak berjarak, kini tak tergapai.

Entah angkara. Entah pedih. Entah rindu. Tapi tak ada harapan. Tak ada bahagia. Dan mereka, tak mampu saling menggapai tangan, yang dulu erat menggenggam saling menguatkan.

Tak ada lagi "kita". Hanyalah ada "aku" atau "kamu". Itupun tak dalam satu helaan nafas. Tak dalam satu garis kalimat.

No comments: