Semua... Karena Lando

Malem minggu, bergumul bersama puluhan anak sekolah, di gerahnya toko buku Gramedia. Tak ada yang kuinginkan, tadinya. Menyusur deretan buku-buku... mencari getar yang biasa kudapat saat menemukan buku bagus. Daaannn... mataku tertumbuk pada tumpukan buku baru... UNGU VIOLET. Tentu saja judul ini tak asing bagiku. Di mana-mana sudah bergaung iklan film yang dibintangi Dian Sastro ini. Sempat mengurungkan niat untuk membeli... sampai mataku menatap sampul buku itu... ekspresi Dian Sastro dan pasangan mainnya....


Akhirnya, buku itu berpindah tangan...

Sepanjang hari minggu kugunakan untuk melahap halaman demi halaman buku... mengais getar demi getar yang muncul dari kucuran kata-kata.... Buku ini, memberiku sejuta sensasi... mengajakku mengawang mengarungi manis pahit sebuah khayal. Getar yang dimunculkannya meletupkan kawah hati, sehingga memunculkan suatu ide... bukan ide baru... meski tak pernah terselesaikan.

Lando... sosok itu melekat kuat... mengiring setiap hela nafas... dan kemudian memberiku sebuah nyawa baru.. membangkitkan sebuah sosok yang kemudian kutuangkan dalam kata demi kata... Kuberikan sosok itu sebuah nama... sebuah nyawa. Aku bermain dengannya di depan laptop, hingga malam semakin tua. Kuberi ia seorang sosok istimewa sebagai teman... yang yang dicintainya hingga ke sumsum tulang... seorang teman yang memberinya jiwa...

Sebuah karya baru telah lahir... sebuah karya yang sebelumnya tak pernah sampai pada sebuah titik... sebuah karya yang tak pernah bahkan singgah di mimpi... Karya pertama ku, lahir karena Lando. Karena sosok misteriusnya, karena kelam kehidupannya.
Lando, memberiku sebuah hadiah yang sangat istimewa... sebuah cerita pendek.

Semua... karena Lando